Kabar terkait bencana gempa bumi kerap kali menghiasi laman berita nasional. Bahkan, media informasi resmi milik BMKG sering sekali merilis deteksi dini gempa bumi di berbagai wilayah di Indonesia. Menurut sumber yang valid, tercatat ada 11.573 gempa tektonik di Indonesia sepanjang tahun 2019, 17 di antaranya adalah gempa yang menimbulkan kerusakan.
Berkaca dari hal tersebut, tentu kita menyadari bahwa kondisi kita tidaklah aman. Masyarakat sudah sepatutnya untuk introspeksi diri, bersiap siaga, dan merasa ‘awas’ terhadap bencana yang kapan saja bisa terjadi.
Bahkan, menurut jalur periwayatan pakar hadits yang sangat diakui kevalidannya menyebutkan, bahwa banyak gempa menunjukkan tanda kiamat telah dekat. Hampir satu setengah abad yang lalu, Rasulullah ﷺ menyatakan,
((لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حتَّى يُقْبَضَ العِلْمُ، وتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ، ويَتَقَارَبَ الزَّمَانُ..))
“Kiamat tidak akan pernah terjadi sampai ilmu dicabut, banyak terjadi gempa, dan zaman terasa sangat berdekatan..” (HR. Al-Bukhari 1036)
Seorang guru besar yang sangat terkenal mumpuni dalam bidang agama, Ibnu Hajar rahimahullah menyatakan, “Memang telah terjadi gempa bumi di banyak negara yang berada di areal selatan, timur, maupun barat. Namun, nampaknya yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah fenomena gempa bumi yang sifatnya universal dan terus menerus terjadi.” (Fathul-Bari, 13/87)
Tentu pernyataan di atas merupakan bukti nyata atas keabsahan berita Nabi ﷺ. Di masa kita hidup sekarang, rentetan gempa bumi dahsyat begitu kerap terjadi. Bandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini selain menuntut masyarakat untuk bersikap awas, pun mereka berarti harus introspeksi diri. Bahwa kiamat memang telah memasuki tahap yang begitu dekat. Kemudian, akan ada hari akhirat yang merupakan tempat pembalasan bagi semua amal perbuatan manusia.