Berkata Asy-syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah : Jawaban mengenai hal itu tertera dari sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam,
“من صام رمضان،ثم أتبعه بست من شوال كان كصيام الدهر”¹
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, nyatalah seolah dia berpuasa setahun penuh.”²
Maka apabila seseorang memiliki puasa qodho (hutang puasa yang harus dibayar), lantas dia berpuasa enam hari Syawwal, apakah sekiranya dengan puasanya itu teranggap sebelum Ramadhan atau setelah Ramadhan?
Contoh : ada seseorang yang berpuasa Ramadhan sekitar 24 hari,yang dengannya tersisa baginya 6 hari (kurang puasa Ramadhannya), kalau seandainya dia puasa 6 hari Syawwal sebelum berpuasa 6 hari puasa qadhonya (hutang puasanya), maka tidaklah dikatakan dia telah teranggap berpuasa Ramadhan yang kemudian diiringi puasa 6 hari syawwal, karena tidaklah seseorang dikatakan telah berpuasa Ramadhan, melainkan apabila dia telah menyempurnakannya, maka dengan ketentuan ini, tidaklah teranggap pahala puasa 6 hari Syawwal bagi orang yang melakukannya, sementara dia memiliki hutang puasa Ramadhan yg belum dibayar.
(فتاوى أركان الإسلام (ص : ٤٨٧
Catatan kaki:
- HR Muslim (1164)
- Puasa 6 hari syawwal hukumnya sunnah, menurut madzhab Syafi’i, Ahmad dan Dawud Adh Dhahiri, dan ini pendapat yang kuat, adapun pendapat Abu Hanifah dan Malik hukumnya makruh (ini pendapat yg lemah). Puasa 6 hari Syawwal ini pahalanya seperti setahun penuh, karena kata para ulama : kebaikan itu dilipat gandakan menjadi 10 kebaikan, sehingga Ramadhan (1 bulan × 10) teranggap 10 bulan,dan puasa 6 harinya teranggap 2 bulan (6 × 10 = 60), lihat Syarah shahih muslim, 4/313 (cet, Darul hadits).