Fiqih Puasa Nasihat & Faedah

BERBURU DI BULAN RAMADHAN

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang mulia, kedatangannya kini selalu dinanti oleh segenap manusia. Bahkan para salafus shalih senantiasa berdoa jauh-jauh hari agar bisa berjumpa dengannya.

Hal ini dikarenakan padanya terdapat sekian banyak keutamaan yang tidak akan didapatkan pada selainnya. Allah ta’ala telah menyiapkan balasan bagi hamba-hamba yang merindukan sebuah perjumpaan di negeri keabadian yang penuh dengan kebahagiaan, yaitu bagi mereka yang bisa memanfaatkan momen dengan sebaik-baiknya untuk melakukan peribadahan.

Para generasi salaf merelakan rutinitas hariannya untuk mencari hadits. Rutinitas itu pun sampai mereka tinggalkan agar bisa lebih maksimal dalam berburu amalan shalih. Hal ini dikarenakan bulan Ramadhan ialah bulan dilipatgandakannya amalan dengan lipatan tanpa batas.

Padanya juga ada suatu waktu yang lebih baik daripada seribu bulan. Sungguh, suatu balasan yang tidak sebanding dengan sedikitnya pengorbanan.

Maka, diantara amalan yang bisa dikerjakan ialah :

• Berpuasa

Begitu besar balasan yang disiapkan untuk hambanya, di antaranya yang telah disebutkan dalam sabdanya,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فيه أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah ta’ala berfirman, “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan; yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

• Shalat Tarawih

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759)

Ketika seorang sudah diampuni dosanya, maka tiada tempat yang pantas baginya melainkan surga-Nya.

• Menghidupkan malam Lailatul Qadar

Bila dibandingkan dari sisi umur umat ini dengan umat-umat sebelumnya, maka sangat berbeda jauh. Mereka memiliki umur yang  sangat panjang, bahkan umur mereka mencapai ratusan tahun. Sementara, umat beliau hanya berkisar 60 sampai 70 tahun saja. 

Maka, Allah ta’ala berikan sebuah kekhususan dengan adanya sebuah malam kemuliaan. Ketika seorang beramal menepati malam tersebut akan lebih baik dari seribu bulan. Allah ta’ala berfirman:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS Al Qodar 3)

Maka, sungguh kerugian di atas kerugian ketika seorang terluputkan darinya. Tidak bisa memanfaatkan momen dengan dengan sebaik-baiknya.

• Zakat Fitrah

Tidak dipungkiri, dalam kita menunaikan ibadah puasa, begitu banyak kekurangan, baik ucapan maupun perbuatan. Maka, Allah ta’ala berikan solusi dengan disyariatkannya zakat fitrah. Dengannya, akan menutupi cacat pada puasa kita sebagaimana dalam sabdanya,

فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِىَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِىَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari ucapan yang sia-sia dan keji, dan juga untuk memberi makan pada orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat maka itu dianggap sebagai sedekah biasa.” (HR. Abu Daud no. 1609 dan Ibnu Majah no. 1827)

• Membaca Al Quran

Para salafus shalih, mereka sangat antusias dalam membaca Al Quran di bulan Ramadhan. Dikarenakan bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Quran.

Imam Al Bukhari rahimahullah mengkhatamkan Al Qur’an pada siang bulan Ramadhan setiap harinya dan setelah melakukan shalat tarawih beliau mengkhatamkannya setiap 3 malam sekali.

• Melakukan umrah dan i’tikaf

Di antara amalan yang sepantasnya dikerjakan adalah umrah ketika bulan Ramadhan sekaligus ber i’tikaf. Keutamaan umrah di bulan Ramadan sebagaimana disebutkan dalam sabdanya,

فَإِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فَاعْتَمِرِي ، فَإِنَّ عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجَّةً مَعِي

Jika datang bulan Ramadhan, lakukanlah umrah. Karena umrah di bulan Ramadhan, seperti haji bersamaku. (HR Muslim 1256).

Di antara amalan yang seharusnya dikerjakan adalah semua amalan birr (kebaikan); baik sifatnya badaniyah maupun maliyah, baik berkaitan dengan Allah maupun berkaitan dengan sesama.

Maka, sepantasnya seorang muslim bersemangat dan mencurahkan segala daya dan upaya untuk berburu mengejar sesuatu yang bisa menyelamatkan dari beratnya sebuah pertanggungjawaban. Di tengah gentingnya sebuah ancaman, yang sudah tidak lagi datang sebuah bantuan, melainkan dari apa yang sudah diupayakan.

Allahu a’lam

Disusun oleh: Abu Muhammad Mukhlis semoga Allah ta’ala menjaganya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.