Adab dan Akhlaq Fatwa Fiqih Puasa

ADAKAH QUNUT WITIR (bagian 2)?

Asy Syaikh Dr Shalih bin Fauzan hafizhahullah berfatwa :

Adapun qunut witir maka hal itu sunnah, yang tiada lain dimaksudkan dengannya adalah “doa” setelah rukuk dan tidak selayaknya seseorang melakukannya terus menerus. Akan tetapi seyogyanya dia melakukannya terkadang dan terkadang pula dia tinggalkan (tidak melakukannya).

    (   المنتقى من قتاوى الفوزان : (١٧٨/٢
BAGAIMANA LAFADZ QUNUT WITIR YANG SESUAI DENGAN SUNNAH ?

Doa qunut di antaranya yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Al-Hasan bin Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhuma yaitu : “Allahummah dinii fiiman hadait wa a’fini fiiman a’fait… (¹) sampai akhir doa yang telah Masyhur.

Adapun imam seyogyanya untuk dia mengatakan :

Allahummah dinaa..” dengan dhomir jamak (kata ganti yang menunjukkan kami), karena dia berdoa untuk dirinya sendiri dan untuk orang-orang yang ada di belakangnya dan seandainya dia memanjatkan doa yang tepat dengan kondisi yang ada, hal itu tidak mengapa.(²)Namun tidak memanjangkanya dengan bacaan yang akan memberatkan terhadap makmumnya, atau akan membuat mereka jenuh dan bosan(³), karena suatu ketika dahulu Nabi shallallahu a’laihi wa sallam pernah marah kepada Mu’adz radhiyallahu ‘anhu ketika Mu’adz radhiyallahu’ anhu pernah shalat dengan kaumnya dengan bacaan yang lumayan panjang, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan wahai Mu’adz apakah engkau hendak membuat fitnah ? (⁴)


Catatan Kaki :

1. HR Abu Dawud (1425) dan Tirmidzi (464) dishahihkan oleh Al-Albani dalam Irwaul Ghalil (2/172),kelengkapan doanya:
الهم اهدنى فيمن هديت، وعافنى فيمن عافيت، وتولني فيمن توليت، وبارك لي فيما أعطيت، وقني شرماقضيت، إنك تقضي ولايقضى عليك، وإنه لا يذل من واليت ولا يعز من عاديت، تباركت ربناوتعاليت.
Bagi imam boleh diganti(ني) dengan dhomir nahnu (نا) ,seperti:
dst …. الهم اهدنا… وعافنا
2. Seperti yang pernah dilakukan di zaman Umar radhiyallahu ‘anhu dalam qunutnya mereka panjatkan pula doa agar Allah ta’ala melaknat orang-orang kafir (lihat Shalat Tarawih karya Al-Albani, hal : 41-42) ,atau yang sesuai dengan zaman kita sekarang dengan kita menyisipkan doa agar Allah ta’ala cepat mengangkat musibah corona ini, dengan lafadz :
      “الهم ار فع عنا البلا والوباء”
Ya Allah sirnakanlah dari kami ujian dan wabah penyakit ini
3. Seperti banyak terjadi di masa kita ini sebagian para imam justru memanjangkan doa qunutnya dengan aneka macam ragam doa yang hal itu terkadang lebih panjang ketimbang berdirinya ketika shalat.
الله المستعان
“Dan juga yang diingatkan oleh para ulama untuk dihindari, yaitu jangan melantunkan doa qunut seperti melantunkan Al Qur’an, yang akan membuat manusia tersamarkan sehingga mengira itu adalah AlQur’an, maka hal itu dihindari, tidak boleh dilakukan.
4. HR Bukhari (705) Membuat fitnah di sini adalah menjadikan manusia jenuh,berat dan lari dari perkara tersebut.
والله أعلم
Alih Bahasa : Al Ustadz Abu Ubaidah Abdurrahman hafizhahullah 15 Ramadhan 1441H atau bertepatan 8 Mei 2020.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.