APAKAH MAHLUK DAJJAL SUDAH ADA WUJUDNYA? DIMANA DIA SEKARANG?
Oleh Al-Ustadz Abu Muhammad Rijal, Lc Hafizhahullah
Tamim Ad-Dari, shahabat Yang Pernah Berjumpa Dajjal.
Namanya Tamim bin Aus bin Kharijah Ad-Dari, Abu Ruqayyah. Beliau salah seorang shahabat rasul yang mulia. Namanya tidak asing bagi kaum muslimin. Beliau masuk islam ketika Rasulallah di Madinah. Sepeninggalan Khalifah Utsman bin Affan, Tamim meninggalkan kota madinah dan menetap di Baitul Maqdis hingga meninggal disana tahun 40 H.
Shahabat inilah yang pernah melihat Dajjal dengan kedua matanya. Shahabat ini pulalah yang pernah berbicara dan mendengar pembicaraan Dajjal dengan kedua telinganya. Sebelum islam, Tamim beragama Nasrani. Saat dirinya Nasrani itulah dia melihat Dajjal. Hingga kemudian Allah lapangkan dadanya untuk menerim islam, dan ia beritakan kisahnya kepada Rasulullah صلى الله عليه و سلم.
Dimana Tamim Ad-Dari melihat Dajjal? Bagaimana kisahnya? Tiba saatnya kita baca bersama sebuah riwayat Shahih mengenai Dajjal dalam sebuah hadits yang di kenal di kalangan ulama dengan sebutan Hadits Jassasah. Hadits ini dikisahkan seorang shahabiyah, Fathimah binti Qais رضي الله عنها .
‘Amir bin Syarahil Asy-Sya’bi berkata kepada Fathimah bintu Qais, “Kabarkan kepadaku sebuah hadits yang kau dengar dari Rasulullah صلى الله عليه و سلم yang tidak engkau sandarkan kepada seorangpun selain beliau”.
Fathimah mengatakan, “Jika engkau menghendaki akan aku sampaikan”.
“Iya berikan aku hadits itu”, jawab Asy-Sya’bi.
Fathimah pun berkisah, “Suatu hari aku mendengar seruan orang yang berseru. Penyeru Rasulullah صلى الله عليه و سلم menyeru “Ash-shalatu jamiah!”
Aku pun segera keluar menuju masjid. Aku shalat bersama Rasulallah صلى الله عليه و سلم dan aku berada pada shaf wanita di belakang shaf laki-laki. Tatkala Rasulullah selesai dari Shalat, beliau duduk di mimbar dan tertawa seraya mengatakan:
لِيَلْزَمْ كُلُ إِنْسَانٍ مُصَلَّاهُ
“Hendaknya masing-masing kalian tetap berada di tempat shalatnya!”
Lalu beliau bersabda:
أَتَدْرُونَ لِمَ جَمَعْتُكُمْ
“Taukah kalian, mengapa aku kumpulkan kalian?”Para Shahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”¹
Kemudian Rasullallah صلى الله عليه و سلم kembali bersabda, dengan kisah yang cukup panjang, beliau berkata:
“Sesungguhnya demi Allah, tidaklah aku kumpulkan kalian untuk suatu yang menggembirakan atau menakutkan² kalian, namun aku kumpulkan kalian karna Tamim Ad-Dari.”
“Dahulu ia seorang Nasrani yang kemudian datang berbaiat (memberikan sumpah setia) dan masuk islam. Mengabariku sebuah kisah yang sesuai dengan apa yang pernah aku kisahkan kepada kalian tentang Al-Masih Ad-Dajjal.”
Catatan kaki:
1) Demikian adab yang diajarkan Islam, tidak berbicara kecuali diatas ilmu. Apa yang kita tidak mengerti diatas agama tidak boleh kita berbicara, namun hendaknya beradab seperti adab para pendahulu yang shalih, mengembalikan ilmu kepada Allah dan Rasul-Nya.
2) Karena berita yang disampaikan adalah kisah yang telah terjadi.