Aqidah

MELAWAN COVID DENGAN TAUHID

Merupakan sebuah kenikmatan yang teramat sangat besar ketika seorang lahir ditengah sebuah keluarga muslim. Tumbuh kembang dalam sebuah keluarga yang bernuansakan islami. Pokok pondasi Islam mulai ditanamkan semenjak usia belia. Mulai ditanamkan sebuah keyakinan akan adanya Rabb alam semesta. Sebuah keyakinan yang nantinya akan menjadi pijakan didalam mengambil sebuah keputusan dan tindakan.

 Pada kata Rabb terkandung padanya tiga makna, Al-Khaaliq, Al-Maalik dan Al-Mudabbir.

Makna Al-Khaaliq adalah seorang meyakini bahwa Allah yang mencipta alam semesta, serta tidak ada sekutu baginya. Allah ta’ala berfirman:

{اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ}

Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.” (QS Az-Zumar 62)

Maka kita meyakini bahwa Covid-19 adalah salah satu makhluk Allah yang penciptaannya sudah ditentukan semenjak 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.

Makna Al-Maalik adalah seorang meyakini bahwa seluruh makhluk yang ada di alam semesta semuanya milik Allah semata. Tunduk dan patuh kepada perintah-Nya, tidak ada yang bermaksiat (menentang), melainkan sebagian dari bangsa jin dan manusia, dikarenakan mereka akan menjadi bahan bakar api neraka nasalullaaha as salaamah.  Allah ta’ala berfirman:

{وَقَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا ۗ سُبْحَانَهُ ۖ بَلْ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ}

Mereka (orang-orang kafir) berkata: “Allah mempunyai anak”. Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah milik Allah  semua tunduk kepadaNya. (QS Al-Baqarah 116)

Maka, kita meyakini Covid-19 adalah makhluk Allah yang taat, menjalankan setiap yang diperintahkan-Nya.

Makna Al-Mudabbir seorang meyakini bahwa Allah semata yang mengatur seluruh makhluk-Nya. Seluruh pergerakan dan kejadian di alam semesta berada di bawah pengaturan-Nya.

{وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِنْ يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ}

Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS Al-An’am 17)

Maka, kita meyakini apa yang dilakukan Corona-19 adalah murni berdasarkan perintah dari Allah ta’ala. Tidak menyebar ke suatu negeri melainkan atas perintahnya, tidak menular kepada suatu individu manusia melainkan sesuai dengan yang diperintahkan.

Para pembaca yang semoga selalu dalam perlindungan Allah.

Maka dengan keyakinan diatas akan berkonsekuensi, memberikan seluruh peribadahan hanya kepada Allah semata, tidak memberikan kepada selain-Nya. Dikarenakan, yang berhak mendapatkan peribadahan, sejatinya adalah yang mempunyai tiga sifat kesempurnaan hakiki yaitu Al-Khaaliq, Al-Maalik dan Al-Mudabbir . Maka itu semua hanya ada pada Allah taala. Dan ini selaras dengan firman-Nya:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu saja. (QS Adz-Dzariyat 56)

Dengan keyakinan di atas juga akan berkonsekuensi bahwa meminta perlindungan, berdoa, dan menggantungkan seluruh urusan hanya kepada Allah semata. Ini selaras dengan firman-Nya:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَة الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba – hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintahKu) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS Al-Baqarah 186)

Do’a merupakan sebuah senjata pamungkas bagi seorang mukmin. Hal ini dikarenakan atsar (pengaruh) yang dihasilkan dari doa. Dengan doa akan datang keajaiban yang tidak bisa dinalar oleh akal sehat manusia, dengannya pula akan datang bantuan yang tidak disangka – sangka.

Maka, sepantasnya bagi seorang mukmin setelah melakukan ikhtiar yang diperbolehkan, agar tidak mengesampingkan satu sebab yang diwajibkan ini.

Pembaca yang semoga selalu dirahmati Allah ta’ala

Dalam tauhid asma wa shifat  kita menetapkan bahwa diantara nama Allah adalah  As-Syaafi (yang maha menyembuhkan). Maka, kita meyakini hanya Allah yang mampu menyembuhkan penyakit. Walaupun para ahli telah memvonis tidak bisa sembuh, walaupun para pakar mengklaim belum ditemukan obatnya.

Kita juga  meyakini bahwa diantara nama Allah ta’ala adalah Al-Qaadir (Yang Maha Mampu), maka kita meyakini bahwa Allah ta’ala Maha Mampu akan segala sesuatu; mampu mengubah keadaan dengan sekejap mata, mampu juga untuk mengangkat wabah ini dengan cepat. Walaupun para ilmuwan telah memprediksi terjadinya sekian bulan atau bahkan sekian tahun. Maka semua itu adalah mudah bagi Allah azza wajalla.

Mari kita berdoa, memohon dengan rasa harap yang tinggi, disertai dengan penuh kerendahan dan ketundukan hati. Sembari bertawasul dengan menggunakan nama-nama dan sifat-Nya. Serta yakin akan dikabulkannya permintaan kita. Itu semua terus dilakukan, sembari menunggu hasil yang diberikan.

Allahu a’lam

Oleh: Abu Muhammad Mukhlis

Ma'had Darul Hadits An najiyah Setu
Kp. Cikedokan Rt 001 Rw 002 Desa Cibening, Setu, Bekasi, Jawa Barat 17320

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.